Rimbo Bugis-Jakarta, INDONESIA merupakan negara hukum yang didalamnya ada budaya, agama dan segala macam tatakrama. Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa dari sabang sampai Merauke dan dari sipadan hinga pulau rote.
Dengan keberagaman tersebut maka suda barang tentu tidak terlepas dari yang namanya gesekan dan ketegangan antara satu dengan yang lain. Gesekan dan ketegangann itu sering terjadi apalagi adanya kepentingan politik di desain masuk kedalamnya.
Karena ketegangan dan gesekan politik itu membuat ada sebagian masyarakat yang hinga apatis terhadap politik. Orang orang ini muncul dengan angapan bahwa politik itu kotor, sehinga menjeneralisir bahwa politik itu jahat dan tidak baik.
Angapan itu membawa banyak orang terdoktrin hinga lupa bahwa dalam politik itu ada etika politik tidak semuanya politik itu kotor dan menghalalkan segala cara seperti kata Machiavelli. Etika politik itulah wasit dalam dinamika politik yang perlu kita jaga dan kita hormati.
Kata Romo Magnis, penulis buku Etika Politik mengatakan bahwa etika politik itu politik yang disandarkan kepada hukum dan norma lingkungan sosial yang berlaku dalam satu bangsa atau lingkungan itu sendiri termasuk lingkungan organisasi.
Hukum dalam organisasi disebut dengan Angaran dasar dan anggaran rumah tangga atau AD/ART. Dan itu wajib ada di semua organisasi termasuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau IMM.
Dan apabila dalam politik dan dinamika tidak mengindahkan aturan atau hukum dalam organisasi tersebut maka itu merupakan pelangaran etika.
IMM DAN PELANGARAN ETIKA
Aturan yang paling tingi dalam IMM diantaranya Keputusan Muktamar setelah itu keputusan Tanwir baru yang lain sebagainya sebagaimana yang di atur dalam AD/ART organisasi. Namun apabila ada yang melangarnya dan mengabaikannya maka letak kehancura itu mulai muncul.
Apabila kader IMM ada yang brani menyangkal ini dan mengabaikan nya dengan penuh emosi, ambisi, ego dll, maka dialah cikal bakal atau pewaris kehancuran etika politik itu sendiri. Dan di tengah tengah etika politik bangsa Indonesia yang lagi kacau mereka lah generasi yang akan muncul meneruskan kehancuran tersebut.
Kejadian di Tanwir Papua Barat sangat menunjukan mirisnya generasi bangsa dimana Ali Mutohirin dan kawan kawan menujukan kehancuran etika dimana melawan keputusan Tanwir yang suda di sepakati perwakilan DPD se Indonesia
Sebagai generasi yang mau ingin perbaikan itu ada maka kita terus dan terus melawan orang orang seperti ini bahkan memangkas generasi seperti ini tidak boleh ada di negara kita Indonesia yang kita cintai ini. Masa depan Indonesia di tentukan oleh orang baik yang miliki niat baik untuk bangsa dan negara ini.
Comments
Post a Comment